Pada
penyakit jantung hipertensif, dapat terjadi berbagai jenis hipertrofi miokard,
khususnya ventrikel kiri (LVH =
left ventricular
hvpertropht'). Jenis yang mula-mula terjadi pada
perjalanan klinik penyakit jantung hipertensif dinamakan hipertrofi konsentris. Di sini perubahan hipertrofik ventrikel kiri terjadi sesuai dengan beban menahun tekanan darah terhadapnya. Dinding ventrikel
kiri menebal dan massa
ventrikel kiri bertambah; akan tetapi volume akhir diastolis ventrikel kiri
masih normal atau hanya sedikit bertambah. Dengan demikian rasio mass :volume akan meningkat. Kontraktilitas jantung, indeks kardiak (cardiac index) dan ejection fraction umumnya
masih normal (compensated
pressure overload). Kebutuhan otot jantung terhadap oksigen
sering masih normal1-3. Hipertrofi
konsentris ini sering berkembang lebih jauh menjadi hipertrofi eksentris. Dalam kondisi ini selain massa , volume ventrikel kiri juga akan
meningkat dan tebal dinding ventrikel menjadi normal atau hanya sedikit
bertambah. Dengan demikian terjadi dilatasi ventrikel dengan rasio mass: Dibacakan
pada Temu Ilmiah Perkembangan Penanggulangan Faktor Risiko
Penyakit Jantung Koroner , FKUI. volume yang tetap atau bahkan menurun. Dengan kata lain dilatasi
yang terjadi tidak sebanding dengan perubahan pada ketebalan dinding ventrikel.
Di sini kontraktilitas, indeks kardiak dan ejection fraction akan menurun (decornpensated pressure
overload). Kebutuhan otot jantung terhadap oksigen
akan meningkat1-3. Jenis
yang kc tiga memperlihatkan perubahan yang menyerupai kardiomiopati hipertrofik. Di sini tebal dan massa ventrikel kiri akan
meningkat sccara berlebihan dan ruang ventrikel
menjadi kecil. Dengan dernikian rasio mass: volume akan
meningkat. Kondisi ini dinamakan hipertrofi
ireguler.
Pada keadaan ini indeks kardiak, ejection fraction dan kebutuhan otot
jantung terhadap oksigen akan masih tetap sama atau
dapat pula menurun1-3. Jenis
ke tiga ini lebih
jarang ditemui. Ketiga jenis hipertrofi akibat hipertensi ini terjadi baik pada percobaan binatang maupun pada manusial
. Klasifikasi di atas
jclas mempunyai nilai prognosis dan implikasi terapeutis yang penting.
PERUBAHAN PADA ALIRAN DARAH
KORONER
Aliran darah koroner dilaporkan dapat normal, menurun atau
meningkat, walaupun seumumnya lebih sering dilaporkan peningkatan sebesar 16
sampai 21%. Walau demikian kebutuhan oksigen miokard dapat meningkat pula,
tergantung dari ketegangan dinding ventrikel kiri pada fase sistolis. Tahanan pembuluh
darah koronerpun akan meningkat, rata-rata 38% di atas normal. Selain itu daya
cadangan koroner akan menurun sampai 81% dari normal pada penderita hipertensi esensial
tanpa penyakit jantung koroner, dan sampai 43% dari normal pada penderita
hipertensi dengan disertai penyakit jantung koroner. Jadi jelaslah bahwa
penderita penyakitjantung hipertensi mempunyai risiko tinggi untuk mengalami iskemia
miokard1-3. Penderita hipertensi bahkan dapat mengalami angina pektoris
walaupun pembuluh darah koronernya normal6.
PERUBAHAN FUNGSIONIL PADA LVH
Perubahan
fungsionil sistolis ventrikel kiri, sebagaimana dapat tercermin dari nilai ejection fraction, masih belum terjadi pada hipertrofi konsentris. Akan tetapi
setelah ventrikel kiri mengalami dilatasi (volume akhir diastole meningkat), ejection fraction menurun. Hal ini terjadi pada hipertrofi
eksentris.
Berbeda dengan kondisi dengan volume overload (misalnya: insufisiensi katup aorta), pada pressure overload (misalnya: pada hipertensi arterial dan stenosis katup
aorta) ejection fraction
akan menurun secara tajam bila terjadi
dilatasi ventrikel kiri. Ejection fraction juga akan
menurun secara tajam pada penderita penyakit jantung koroner yang mengalami dilatasi
ventrikel kiril,2. Dengan
demikian, dalam klinik penting untuk diketahui apakah pada penyakit jantung
hipertensif dilatasi ventrikel kiri telah terjadi atau belum. Kulminasi dari
gangguan fungsi ventrikel kiri ini adalah terjadinya gagal jantung. Kontraktilitas
ventrikel kiri pada penyakit jantung hipertensif juga dipengaruhi oleh
ada-tidaknya penyakit jantung koroner sebagai kelainan penyerta yang sering
ditemui. Diketahui
bahwa
tahanan pembuluh koroner dan daya cadangan koroner menurun pada penderita
hipertensi. Di samping itu
kebutuhan
otot jantung terhadap oksigen akan makin meningkat. Penyakit jantung koroner
dapat menyebabkan gangguan kontraktilitas dan faal ventrikel kiri penderita
hipertensi bila ditemui2: (1) stenosis pembuluh koroner > 75%, dan/ atau: (2) gangguan kontraktilitas regional (hipokinesia, akinesia), dan/atau:
(3) dilatasi ventrikel kiril . Jadi walaupun penyakit jantung koroner pada penderita
hipertensi dapat berkembang terpisah dari penyakit jantung hipertensif, dalam menyebabkan
komplikasi dan manifestasi klinik antara keduanya terdapat kaitan yang amat
erat. Kedua kondisi ini harus diperhatikan pula pada pengobatan. Fungsi
diastolis ventrikel kiri juga dilaporkan terganggu pada penderita hipertensi. Gangguan
ini umumnya terjadi sebelum terjadi gangguan
fungsi
sistolis. Penderita dengan hipertrofi ventrikel kiri juga diketahui mempunyai
kecenderungan memperlihatkan aritmia ventrikel yang lebih besar7