CSE

Loading

Jumat, 30 Desember 2011

penyakit jantung hipertensif

         Pada penyakit jantung hipertensif, dapat terjadi berbagai jenis hipertrofi miokard, khususnya ventrikel kiri (LVH =
left ventricular hvpertropht'). Jenis yang mula-mula terjadi pada perjalanan klinik penyakit jantung hipertensif dinamakan hipertrofi konsentris. Di sini perubahan hipertrofik ventrikel kiri terjadi sesuai dengan beban menahun tekanan darah terhadapnya. Dinding ventrikel kiri menebal dan massa ventrikel kiri bertambah; akan tetapi volume akhir diastolis ventrikel kiri masih normal atau hanya sedikit bertambah. Dengan demikian rasio mass :volume akan meningkat. Kontraktilitas jantung, indeks kardiak (cardiac index) dan ejection fraction umumnya masih normal (compensated pressure overload). Kebutuhan otot jantung terhadap oksigen sering masih normal1-3. Hipertrofi konsentris ini sering berkembang lebih jauh menjadi hipertrofi eksentris. Dalam kondisi ini selain massa, volume ventrikel kiri juga akan meningkat dan tebal dinding ventrikel menjadi normal atau hanya sedikit bertambah. Dengan demikian terjadi dilatasi ventrikel dengan rasio mass: Dibacakan pada Temu Ilmiah Perkembangan Penanggulangan Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner , FKUI. volume yang tetap atau bahkan menurun. Dengan kata lain dilatasi yang terjadi tidak sebanding dengan perubahan pada ketebalan dinding ventrikel. Di sini kontraktilitas, indeks kardiak dan ejection fraction akan menurun (decornpensated pressure overload). Kebutuhan otot jantung terhadap oksigen akan meningkat1-3. Jenis yang kc tiga memperlihatkan perubahan yang menyerupai kardiomiopati hipertrofik. Di sini tebal dan massa ventrikel kiri akan meningkat sccara berlebihan dan ruang ventrikel menjadi kecil. Dengan dernikian rasio mass: volume akan meningkat. Kondisi ini dinamakan hipertrofi ireguler. Pada keadaan ini indeks kardiak, ejection fraction dan kebutuhan otot jantung terhadap oksigen akan masih tetap sama atau dapat pula menurun1-3. Jenis ke tiga ini lebih jarang ditemui. Ketiga jenis hipertrofi akibat hipertensi ini terjadi baik pada percobaan binatang maupun pada manusial . Klasifikasi di atas jclas mempunyai nilai prognosis dan implikasi terapeutis yang penting.
PERUBAHAN PADA ALIRAN DARAH KORONER
         Aliran darah koroner dilaporkan dapat normal, menurun atau meningkat, walaupun seumumnya lebih sering dilaporkan peningkatan sebesar 16 sampai 21%. Walau demikian kebutuhan oksigen miokard dapat meningkat pula, tergantung dari ketegangan dinding ventrikel kiri pada fase sistolis. Tahanan pembuluh darah koronerpun akan meningkat, rata-rata 38% di atas normal. Selain itu daya cadangan koroner akan menurun sampai 81% dari normal pada penderita hipertensi esensial tanpa penyakit jantung koroner, dan sampai 43% dari normal pada penderita hipertensi dengan disertai penyakit jantung koroner. Jadi jelaslah bahwa penderita penyakitjantung hipertensi mempunyai risiko tinggi untuk mengalami iskemia miokard1-3. Penderita hipertensi bahkan dapat mengalami angina pektoris walaupun pembuluh darah koronernya normal6.
PERUBAHAN FUNGSIONIL PADA LVH
         Perubahan fungsionil sistolis ventrikel kiri, sebagaimana dapat tercermin dari nilai ejection fraction, masih belum terjadi pada hipertrofi konsentris. Akan tetapi setelah ventrikel kiri mengalami dilatasi (volume akhir diastole meningkat), ejection fraction menurun. Hal ini terjadi pada hipertrofi
eksentris. Berbeda dengan kondisi dengan volume overload (misalnya: insufisiensi katup aorta), pada pressure overload (misalnya: pada hipertensi arterial dan stenosis katup aorta) ejection fraction akan menurun secara tajam bila terjadi dilatasi ventrikel kiri. Ejection fraction juga akan menurun secara tajam pada penderita penyakit jantung koroner yang mengalami dilatasi ventrikel kiril,2. Dengan demikian, dalam klinik penting untuk diketahui apakah pada penyakit jantung hipertensif dilatasi ventrikel kiri telah terjadi atau belum. Kulminasi dari gangguan fungsi ventrikel kiri ini adalah terjadinya gagal jantung. Kontraktilitas ventrikel kiri pada penyakit jantung hipertensif juga dipengaruhi oleh ada-tidaknya penyakit jantung koroner sebagai kelainan penyerta yang sering ditemui. Diketahui
bahwa tahanan pembuluh koroner dan daya cadangan koroner menurun pada penderita hipertensi. Di samping itu
kebutuhan otot jantung terhadap oksigen akan makin meningkat. Penyakit jantung koroner dapat menyebabkan gangguan kontraktilitas dan faal ventrikel kiri penderita hipertensi bila ditemui2: (1) stenosis pembuluh koroner > 75%, dan/ atau: (2) gangguan kontraktilitas regional (hipokinesia, akinesia), dan/atau: (3) dilatasi ventrikel kiril . Jadi walaupun penyakit jantung koroner pada penderita hipertensi dapat berkembang terpisah dari penyakit jantung hipertensif, dalam menyebabkan komplikasi dan manifestasi klinik antara keduanya terdapat kaitan yang amat erat. Kedua kondisi ini harus diperhatikan pula pada pengobatan. Fungsi diastolis ventrikel kiri juga dilaporkan terganggu pada penderita hipertensi. Gangguan ini umumnya terjadi sebelum terjadi gangguan
fungsi sistolis. Penderita dengan hipertrofi ventrikel kiri juga diketahui mempunyai kecenderungan memperlihatkan aritmia ventrikel yang lebih besar7

Jumat, 23 Desember 2011

Gizi seimbang

Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui

gizi seimbangMakalah – Gizi Seimbang untuk Ibu Menyusui: Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan.

Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui

1. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
2. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram protein sehari.
3. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
4. Aktivitas.

Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui
Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri.

Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui
Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui (Dudek, 2001).

Protein. Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.

Cairan. Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.

Vitamin dan mineral. Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi daripada selama hamil.

Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui
Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang.

Pendidikan Gizi Bagi Ibu Menyusui

1. Buatlah setiap gigitan berarti – Makan makanan yang bermanfaat untuk menghasilkan susu yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan mempercepat kondisi setelah melahirkan.
2. Semua kalori tidak diciptakan setara – Memilih makanan yang mengandung kalori sesuai dengan kebutuhan.
3. Jika anda kelaparan, maka bayi juga – Jangan melewatkan makan jika saat menyusui karena dapat memperpendek umur dan daya hidup.
4. Jadilah ahli efesiensi – Memilih makanan yang bergizi tidak harus mahal, yang terpenting sesuai dengan kebutuhan nutrisi selama laktasi.
5. Karbohidrat adalah isu komplek – Karbohidrat komplek kaya akan vitamin dan mineral, sehingga menghasilkan air susu yang baik dan cukup.
6. Yang manis tidak ada manfaatnya- bahkan menimbulkan masalah – Kalori yang berasal dari gula, kurang bermanfaat, konsumsi makanan yang manis dikurangi.
7. Makanlah makanan yang alami – Makanan olahan biasanya banyak kehilangan nilai gizinya sehingga akan mengurangi nilai gizi air susu.
8. Buatlah kebiasaan makan yang baik sebagai kebiasaan keluarga, hal ini akan bermanfaat untuk kesehatan keluarga.

Jangan minum minuman beralkohol, obat-obatan, kopi atau merokok. Hal tersebut akan mempengaruhi produksi air susu dan menimbulkan gangguan pada ibu dan bayi.

thx

o'clock