Cerita Alquran
tentang Gizi
Alquran mukjizat sang
Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memang tidak terkalahkan oleh
siapapun sekalipun ia seorang ahli, peraih nobel, ataupun ilmuwan. Jika mereka
para “jenius” memiliki kemampuan yang jika orang menilai “luar biasa” tapi
tidak pada Alquran, rasanya alquran tak layak hanya dibilang “luar biasa”, tapi
lebih dari itu.
Asupan gizi yang cukup dan
seimbang merupakan faktor terpenting yang terkait dengan kesehatan tubuh. Di
dalam alquran banyak kita temukan isyarat-isyarat ringkas, padat, dan tinggi
yang menunjukkan pada unsure-unsur pokok gizi yang harus dipenuhi manusia dalam
rangka mewujudkan kesehatan tubuhnya. Penelitian ilmiah setiap hari menyingkap
kedalaman dan keistimewaan-keistimewaan actual terhadap isyarat-isyarat
tersebut. Untuk memudahkan pembahasan mengenai gizi di dalam Al quran, baiknya
kita bagi hal tersebut ke dalam beberapa klasifikasi :
1.Makan dan minum
tanpa berlebihan
Dalam
alquran telah ditetapkan oleh Alloh mengenai ukuran yang benar dalam soal
makanan, dalam firmanNya:
“ Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan (Al A’raf: 31).
“
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi” (Al Baqoroh: 168)
Alquran
menganggap gizi adalah sarana bukan tujuan. Ia merupakan sarana penting untuk
mencapai tujuan kehidupan manusia. Alloh menciptakan di dalam diri manusia
naluri yang selalu cenderung untuk makan, disamping menetapkan hikmah bahwa
kecenderungan ini disertai dengan indera untuk merasakan makanan dan organ
pencernaan. Tetapi berlebihan ketika merasakan kelezatan pada makanan dan
minuman hanyalah menurunkan manusia pada derajat yang setingkat dengan binatang.
Dan ini merupakan bagian dari karakteristik orang-orang kafir yang menentang.
Dalam
berbagai hal, keseimbangan merupakan derajat yang tertinggi. Dan keseimbangan
inilah yang menjadi maksud dalam penekanan ayat suci di atas “makan dan
minumlah dan janganlah berlebih-lebihan”. Dalam ayat ini terdapat seruan agar
manusia makan dan minum kemudian diikuti dengan peringatan secara langsung agar
mereka tidak berlebih-lebihan dalam hal itu.
Prinsip-prinsip
pokok mengenai keseimbangan dalam soal makanan dan minuman telah disepakati
oleh para nabi, orang bijak, serta para dokter. Luqman al Hakim misalnya, menasehati anaknya dengan mengatakan: “apabila engkau makan maka peliharalah
perutmu”. Kemudian Umar bin
khattab memberikan peringatan dalam soal perut dan berkata: “jagalah perut kalian dari soal makanan,
sesungguhnya makanan merusak badan dan menyebabkan penyakit”. Peringatan
yang paling jelas dalam soal ini ditemukan di dalam sebuah hadits Rasulullah :
“ Apa yang memenuhi usus bani Adam ‘alaihi salam
sungguh jelek bagi perutnya, bagi anak Adam ‘alaihi salam beberapa suap yang
dapat menegakkan sumsumnya itu mesti dilakukan, maka sebaiknya sepertiga untuk
makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk bernafas”.
Berlebih-lebihan
dalam makanan yang dimaksud adalah mengkonsumsi
makanan dalam jumlah melampaui kebutuhan tubuh, menelan makanan dengan cepat
tanpa melalui proses pengunyahan dengan baik, hal ini disebut dengan asy syurhu
(kelahapan), ini biasanya terjadi karena faktor-faktor psikis yang
beragam seperti kebosanan mengunyah yang biasanya terjadi bagi balita, atau
sebab-sebab yang terkait dengan kelezatan, atau mungkin karena gairah dan nafsu
makan seperti yang terjadi pada orang sakit dan ibu yang sedang hamil. Banyak dampak negatif yang terjadi akibat
berlebih-lebihan dalam makanan ini, diantaranya yaitu :
·
Dampak terhadap alat pencernaan : salah
cerna (dyspepsia), kesulitan mencerna, pelebaran lambung, semuanya merupakan
kondisi yang menyebabkan seseorang merasakan gangguan pada ulu hati sebagai akibat
dari semua hidangan makanan.
·
Serangan sesak dada (angina pectoris),
khususnya jika hidangan yang dikonsumsi secara berlebihan banyak mengandung
lemak. Orang yang dalam kondisi ini merasakan sakit yang sangat, dan biasanya
menyebabkan luka pada bagian belakang tulang dada sampai pada tulang bahu/
pundak. Rasa sakit juga sering terasa pada bagian siku kiri, rahang bawah. Hal
ini semuanya dikarenakan kurangnya sirkulasi darah dari jantung. Kondisi ini
seringkali terjadi bagi penderita penyakit penyumbatan pembuluh darah.
·
Menekan makanan dalam jumlah besar tanpa
proses pengunyahan yang sempurna menjadikan seseorang rentan terhadap
bakteri-bakteri seperti kolera dan tipes. Ini terjadi karena tidak cukupnya zat
asam pada lambung yang dapat mengatasi dan mematikan bakteri- bakteri tersebut.
·
Terjadinya peradangan lambung secara akut,
sebuah kondisi yang berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian jika tidak
ditangani dengan pengobatan secara serius.
·
Bahaya yang dapat muncul akibat
ketidakteraturan metabolisme karena organ pencernaan tidak mampu memproses
makanan yang masuk dalam jumlah yang berlebihan
·
Lambung yang selalu penuh lebih mudah
mengalami kebocoran jika mendapatkan benturan dari luar daripada lambung yang
kondisinya stabil atau cenderung kosong. Kadang-kadang seseorang mengalami
kematian karena jantung berhenti jika terjadi pukulan di atas lambung.
·
Makan dengan lahap dan cepat berdampak pada
jiwa dan pikiran. Terlalu banyak makan menyebabkan seseorang lebih apatis,
lemah dalam berpikir, dan selalu ingin tidur (cepat mengantuk).
Lukman
al hakim pernah berpesan pada anaknya: “wahai anakku! Jika lambungmu penuh
dengan makanan pikiranmu akan tertidur, kebijaksanaanmu akan terhalang, anggota
badan susah bergerak untuk melakukan ibadah”. Selain itu terlalu banyak makan
menambah nafsu seks sebagaimana kita lihat secara umum bahwa ketamakan merubah
prilaku manusia menjadi lebih dekat pada prilaku binatang.
2. Bahaya berlebihan dalam aneka makanan :
a.
Kegemukan (obesitas)
Hal
ini terjadi karena mengkonsumsi ragam makanan secara berlebihan, khususny
makanan yang banyak mengandung zat gula dan lemak. Dan kemungkinan ini lebih
besar lagi khususny pada individu-individu yang mempunyai kesiapan genetic
untuk itu. Kegemukan pada kenyataannya akan membatasi gerak dan kelincahan
seseorang, sebagaimana dampak buruk yang menyertai penyakit-penyakit barbahaya
lainnya seperti penyakit jantung, sesak dada, diabetes mellitus, hipertensi,
penyakit paru-paru dan penyakit lain yang banyak terjadi di tengah masyarakat.
b.
Pengeroposan yang terjadi pada gigi.
Ini
terjadi karena kelebihan mengkonsumsi gula buatan khususnya yang karena
endapannya membuka peluang perkembangan bakteri-bakteri susu yang tumbuh pada
rongga mulut
c.
Gagal ginjal
Banyak
terjadi khususnya pada orang-orang yang berlebihan mengkonsumsi daging dan susu
d.
Atherosclerosis
Ini
terjadi pada seseorang yang banyak mengkonsumsi lemak sehingga terjadi
hiperlipidemia yang akhirnya menyebabkan atherosclerosiGout
Penyakit
sendi yang disebabkan oleh makanan yang banyak mengandung daging dan makanan
berprotein tinggi seperti kacang-kacangan.